20/09/2016

ILMU PENDIDIKAN (Materi kuliah Teknik Sipil dan Perencanaan)

Selasa, 13 September 2016



Manusia sebagai makhluk dimensional

A.      Manusia menurut pola pemikiran biologis (Aktivitas manusia yang khas):
1.       Bahasa
2.       Bentuk tubuh vertikal
3.       Ritme pertumbuhan
B.      Manusia menurut pola psikologis:
1.       Freud
Manusia digerakan oleh dorongan-dorongan dari dalam bersifat insting (instinktif).
2.       Ludwig Brinswager
Manusia berkembang ditentukan oleh aspek-aspek budaya dan ekstensi manusia (agama, seni, etika, dan mitos).
3.       Humanistik
Manusia itu rasional (menentang freud: Manusia tidak rasional), manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, dan mengontrol diri sendiri.
4.       Behavioristik
Manusia ditentukan oleh lingkungannya (faktor eksternal, Freud: faktor internal).
Kesimpulan: Baik internal maupun eksternal dapat dikendalikan oleh manusia itu sendiri.

C.      Manusia menurut pemikiran sosial budaya
Kodrat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang uniform, melainkan berbagai bentuk.
1.       Erich Rothacer
Reduksi pada jiwa-jiwa nasional adalah proses mempelajari kebudayaan tertentu dengan mengembalikan pada sikap-sikap dasar serta watak etnis yang melahirkan pandangan bangsa yang bersangkutan tentang dunia/weltanschauung.
2.       Ernest Cassier
Zoon politicon (makhluk sosial) dan animal rationale tidak memberikan ciri khas pada manusia. Ciri khas manusia bukanlah kodrat metafisik/kodrat fisiknya, melainkan karyanya. Manusia adalah symbolicum: manusia yang pandai membuat dan memahami simbol-simbol.

D.      Manusia menurut pola pemikiran religious
1.       Mercia Eliade
Manusia adalah homo religious, yakni manusia yang hidup dalam suatu alam yang sacral, penuh nilai-nilai religious (homo non religious: manusia tidak beragama, manusia modern yang sudah didesakralisasikan, bilat-bulat alamiah, kehidupan hanya profane saja).
2.       Soren Klerkegoard (tokoh eksistensialisme)
Manusia ditempatkan dalam kenyataan yang riil, manusia yang konkrit Nampak dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fisik dan rohani (makan, minum, hiburan, karya) dalam karya akan terlihat martabat manusia.

Wujud sifat Hakikat manusia:
1.       Kemampuan menyadari diri sendiri.
a.       Manusia berbeda dengan makhluk lain, mampu mengambil jarak dengan di luar dirinya juga terhadap diri sendiri.
b.      Pengembalian jarak terhadap objek di luar diri mengembangkan aspek sosial, dengan diri sendiri mengembangkan aspek individual
2.       Kemampuan bereksistensi.
Manusia bisa menerobos ruang dan waktu (kemampuan bereksistensi), dalam bereksistensi terdapat unsur kebebasan.
3.       Kata hati.
a.       Kemampuan membuat keputusan tentang baik dan buruk.
b.      Berfungsi sebagai pengendali, jika manusia ingin berbuat serta mempertimbangkan akibat dari perbuatannya.
4.       Tanggung jawab.
a.       Bersedia menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut jawab.
b.      Tanggung jawab tersebut terhadap diri sendiri, sesama, dan Tuhan.
5.       Kebebasan
Bebas, tidak terikat terhadap sesuatu, selain tuntutan kodrat. Kebebasan tersebut dibatasi oleh adanya norma-norma, sekaligus manusia bisa membebaskan diri sendiri dan norma dengan menanggung akibatnya.
6.       Kewajiban dan hak.
a.       Hak tidak ada tanpa kewajiban.
b.      Wajib sebagai keharusan/keniscayaan bagi manusia.
c.       Norma paling kuat -> Norma agama.
7.       Kemapuan menghayati kebahagiaan.
Kemampuan manusia menghayati dengan keheningan jiwa dan menundukan hal-hal tersebut dalam rangkaian 3 hal yaitu:
- Usaha
- Norma-norma
- Takdir

Unsur-unsur hakikat manusia
A.      Notonagoro
Manusia memiliki banyak unsur kodrat (plural) tetapi satu kesatuan utuh (mono).

Manusia (monoprularis/monodualis)
1.       Susunan kodrat
- Jiwa
- Raga
2.       Sifat kodrat
- Individu
- Sosial
3.       Kedudukan kodrat
- Makhluk yang bisa berdiri sendiri.
- Makhluk ciptaan Tuhan.
  
Makhluk monodualis: terdiri dari 2 unsur (dualis) yang merupakan satu kesatuan (mono), makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan.

Dimensi-dimensi kemanusiaan:
1.       Dimensi individualan
Manusia memiliki keunikan, tidak ada manusia yang identik dengan manusia lain. Masing-masing orang punya kehendak, perasaan, cita-cita yang berbeda.
2.       Dimensi kesosialan
Manusia dikaruniai potensi hidup bersama.
Immanuel kant: Manusia menjadi manusia, jika ia hidup bersama.
3.       Dimensi kesusilaan
Manusia mempunyai kemampuan berbuat sesuai moral/susila.
Driyarkara: Manusia susila, memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4.       Dimensi keberagamaan (Tirtaraharja dan La Sulo)
Manusia pada dasarnya makhluk religious.
5.       Dimensi kesejahteraan (Jose Ortega Y Gasset)
Manusia menghayati “hidupku” dan “hidupmu” dalam kurun sejarah tertentu, mampu menghayati hidup pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.

Manfaat/nilai pendidikan bagi individu:
1.       Membentuk pribadi-pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki percaya diri, disiplin, bertanggung jawab, melakukan hubungan manusiawi, dan menjadi warga negara yang baik.
2.       Membentuk tenaga ahli yang terampil.
3.       Melestarikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
4.       Mengembangkan nilai-nilai baru sesuai tuntutan zaman.

5.       Merupakan jembatan masa lampau, kini, dan masa yang akan datang.

No comments:

Post a Comment

Related Post