Selasa, 13 September 2016
Manusia sebagai makhluk dimensional
A.
Manusia menurut pola pemikiran biologis
(Aktivitas manusia yang khas):
1.
Bahasa
2.
Bentuk tubuh vertikal
B.
Manusia menurut pola psikologis:
1.
Freud
Manusia digerakan oleh dorongan-dorongan dari dalam bersifat insting
(instinktif).
2.
Ludwig Brinswager
Manusia berkembang ditentukan oleh aspek-aspek budaya dan ekstensi
manusia (agama, seni, etika, dan mitos).
3.
Humanistik
Manusia itu rasional (menentang freud: Manusia tidak rasional), manusia
memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, dan mengontrol diri sendiri.
4.
Behavioristik
Manusia
ditentukan oleh lingkungannya (faktor eksternal, Freud: faktor internal).
Kesimpulan: Baik internal maupun
eksternal dapat dikendalikan oleh manusia itu sendiri.
C.
Manusia menurut pemikiran sosial budaya
Kodrat manusia tidak hanya mengenal satu
bentuk yang uniform, melainkan berbagai bentuk.
1.
Erich Rothacer
Reduksi pada jiwa-jiwa nasional adalah proses mempelajari kebudayaan
tertentu dengan mengembalikan pada sikap-sikap dasar serta watak etnis yang
melahirkan pandangan bangsa yang bersangkutan tentang dunia/weltanschauung.
2.
Ernest Cassier
Zoon politicon (makhluk sosial) dan animal rationale tidak memberikan
ciri khas pada manusia. Ciri khas manusia bukanlah kodrat metafisik/kodrat
fisiknya, melainkan karyanya. Manusia adalah symbolicum: manusia yang pandai
membuat dan memahami simbol-simbol.
D.
Manusia menurut pola pemikiran religious
1.
Mercia Eliade
Manusia adalah homo religious, yakni manusia yang hidup dalam suatu alam
yang sacral, penuh nilai-nilai religious (homo non religious: manusia tidak
beragama, manusia modern yang sudah didesakralisasikan, bilat-bulat alamiah,
kehidupan hanya profane saja).
2.
Soren Klerkegoard (tokoh eksistensialisme)
Manusia
ditempatkan dalam kenyataan yang riil, manusia yang konkrit Nampak dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan fisik dan rohani (makan, minum,
hiburan, karya) dalam karya akan terlihat martabat manusia.
Wujud sifat Hakikat manusia:
1.
Kemampuan menyadari diri sendiri.
a.
Manusia berbeda dengan makhluk lain, mampu
mengambil jarak dengan di luar dirinya juga terhadap diri sendiri.
b.
Pengembalian jarak terhadap objek di luar diri mengembangkan
aspek sosial, dengan diri sendiri mengembangkan aspek individual
2.
Kemampuan bereksistensi.
Manusia bisa menerobos ruang dan waktu (kemampuan bereksistensi), dalam
bereksistensi terdapat unsur kebebasan.
3.
Kata hati.
a.
Kemampuan membuat keputusan tentang baik dan
buruk.
b.
Berfungsi sebagai pengendali, jika manusia ingin
berbuat serta mempertimbangkan akibat dari perbuatannya.
4.
Tanggung jawab.
a.
Bersedia menanggung akibat dari perbuatan yang
menuntut jawab.
b.
Tanggung jawab tersebut terhadap diri sendiri,
sesama, dan Tuhan.
5.
Kebebasan
Bebas, tidak terikat terhadap sesuatu, selain tuntutan kodrat. Kebebasan
tersebut dibatasi oleh adanya norma-norma, sekaligus manusia bisa membebaskan
diri sendiri dan norma dengan menanggung akibatnya.
6.
Kewajiban dan hak.
a.
Hak tidak ada tanpa kewajiban.
b.
Wajib sebagai keharusan/keniscayaan bagi manusia.
c.
Norma paling kuat -> Norma agama.
7.
Kemapuan menghayati kebahagiaan.
Kemampuan manusia menghayati dengan keheningan jiwa dan menundukan
hal-hal tersebut dalam rangkaian 3 hal yaitu:
- Usaha
- Norma-norma
- Takdir
Unsur-unsur hakikat manusia
A.
Notonagoro
Manusia memiliki banyak unsur kodrat
(plural) tetapi satu kesatuan utuh (mono).
Manusia (monoprularis/monodualis)
1.
Susunan kodrat
- Jiwa
- Raga
2.
Sifat kodrat
- Individu
- Sosial
3.
Kedudukan kodrat
- Makhluk yang bisa berdiri sendiri.
- Makhluk ciptaan Tuhan.
Makhluk monodualis: terdiri dari 2
unsur (dualis) yang merupakan satu kesatuan (mono), makhluk pribadi berdiri
sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan.
Dimensi-dimensi kemanusiaan:
1.
Dimensi individualan
Manusia memiliki keunikan, tidak ada
manusia yang identik dengan manusia lain. Masing-masing orang punya kehendak,
perasaan, cita-cita yang berbeda.
2.
Dimensi kesosialan
Manusia dikaruniai potensi hidup bersama.
Immanuel kant: Manusia menjadi manusia,
jika ia hidup bersama.
3.
Dimensi kesusilaan
Manusia mempunyai kemampuan berbuat sesuai
moral/susila.
Driyarkara: Manusia susila, memiliki
nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4.
Dimensi keberagamaan (Tirtaraharja dan La Sulo)
Manusia pada dasarnya makhluk religious.
5.
Dimensi kesejahteraan (Jose Ortega Y Gasset)
Manusia menghayati “hidupku” dan “hidupmu”
dalam kurun sejarah tertentu, mampu menghayati hidup pada masa lalu, sekarang,
dan yang akan datang.
Manfaat/nilai pendidikan bagi individu:
1.
Membentuk pribadi-pribadi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki percaya diri, disiplin,
bertanggung jawab, melakukan hubungan manusiawi, dan menjadi warga negara yang
baik.
2.
Membentuk tenaga ahli yang terampil.
3.
Melestarikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat.
4.
Mengembangkan nilai-nilai baru sesuai tuntutan
zaman.
5.
Merupakan jembatan masa lampau, kini, dan masa
yang akan datang.
No comments:
Post a Comment