17/05/2015

RESENSI FILM SANG PENCERAH


Judul film            : Sang Pencerah.
Sutradara            : Hanung Bramantyo.
Penulis                 : Hanung Bramantyo.
Pemeran             : Lukman Sardi, Zaskia A. Mecca, Slamet Rahardjo, Giring Nidji, Ikhsan Idol,         Ikranegara,Sudjiwo Tedjo.
Produksi              : MVP Pictures.

Sang Pencerah adalah sebuah yang mengangkat kisah nyata pendiri Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan. Film ini didedikasikan kepada KH. Ahmad Dahlan dan perjuangannya dalam mendirikan Muhammadiyah. Film ini berlatar belakang sejarah yang menceritakan Muhammad Darwis, atau yang kemudian dikenal sebagai KH Ahmad Dahlan.


Saat itu Islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang meletakan raja sebagai perwujudan Tuhan dan masyarakat banyak meyakini bahwa raja adalah sabda Tuhan yang membuat syariat Islam bergeser kearah tahayul dan mistik. Sementara itu
, kemiskinan dan kebodohan sangat merajalela yang diakibatkan oleh politik tanam kerja paksa penjajah Belanda. Sedangkan Agama tidak bisa mengatasi keadaan dikarenakan terlalu sibuk dengan urusan tahayul yang jelas-jelas jauh meleset bertentangan dengan Al’Quran dan Sunah Rassul.

Film ini dimulai dari kelahiran Muhammad pada tanggal 1 Agustus 1868. Hingga usianya yang ke-15, Ahmad Dahlan kecil sudah menentang Islam yang dibungkus dengan mistik. Dia adalah seorang anak dengan kenakalannya yang sering mengganggu orang-orang yang sedang melakuakn ritual menyembah pohon-pohon besar dengan cara mengambil sesajennya lalu ia berikan kepada masyarakat miskin disekitarnya.
Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Melalui Langgarnya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman dan mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, sehingga langgar Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.

Ahmad Dahlan tidak mampu berbuat banyak, ia nyaris patah hati. Hampir saja Dahlan meninggalkan kota kelahiannya itu. Ahmad Dahlan mulai berjalan dan pada akhirnya ia berhasil. Keberhasilannya itu semakin menunjukkan titik cerah ketika ia mendapat kepercayaan menggantikan ayahnya sebagai khatib di Masjid Sultan.

Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat ia menyerah. Dengan ditemani ister, Siti Walidah dan lima murid muridnya, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Nama   organisasi ini dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah sebelumnya. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.


Film ini mengajak kita untuk mengenal sejarah pembentukan organisasi Muhammadiyah, merenungkan tentang Islam di tanah Jawa khususnya di Yogyakarta, dan menjelajahi Islam itu sendiri. Film ini dapat ditonton oleh siapapun dikarenakan isi pesan moral yang terkandung di dalamnya.

No comments:

Post a Comment

Related Post