Imron Yusril Ma’ruf
19/XI MIA 5
Fenomena
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia saat ini semakin kompleks. Semakin
melemahnya dinamika kehidupan dan moral generasi muda merupakan akibat dari
praktik haram yang bernama korupsi. Korupsi yang sedang merajalela di Negara
yang katanya terkenal jujur dan penuh sopan santun ini merupakan akar-akar
permasalahan yang berasal dari krisis moral Negara Indonesia. Namun bagaimana
kita sebagai Bangsa Indonesia ini dapat menjelaskan bahwa Bangsa ini merupakan Bangsa
yang besar? Padahal hingga saat ini masih terdapat tangan-tangan egois yang
menyebabkan rakyat Indonesia ini semakin gelisah melihat kerusakan moral para
pejabat tinggi. Korupsi yang terjadi di
Negara Indonesia yang sering terjadi ini semakin melekat pada kehidupan
berpolitik pejabat Indonesia. Dan hal yang membuat semakin miris yaitu
pandangan Negara lain yang menyatakan bahwa korupsi merpakan budaya kuno Negara
Indonesia yang terjadi secara turun-temurun. Hal ini disebabkan dari berbagai
kasus korupsi yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan kedudukan
dan yang lebih mirisnya lagi dalam melakukanya tidak tampak rasa penyesalan,
rasa malu, dan rasa bersalah.
Tindakan-tindakan
yang telah dilaksanakan untuk memerangi korupsi di Indonesia sudah sering
dilakukan. Baik dari perseorangan maupun lembaga-lembaga tertentu. Berbagai kebijakan
yang telah di ambil pemerintah dan peraturan-peraturan yang dicanangkan telah
mengaliri struktur pemerintahan di Negara Indonesia ini. Namun dengan
sedemikian rupa hal-hal yang dilakukan tidak menghalangi munculnya kasus-kasus
korupsi baru. Entah apa yang ada dalam pikiran para koruptor-koruptor yang
masih berkeliaran di atas kursi pemerintahan. Tentu saja hal ini membuat rakyat
semakin menderita karena dapat merusak struktur-struktur dinamika kehidupan.
Dalam
gentingnya kondisi politik Negara Indonesia yang berdasarkan lemahnya moral
bangsa terutama sikap jujur ini sebenarnya berasal dari hal sepele saja. Sikap
curang yang dapat merugikan orang lain ini juga berdasarkan dari pendidikan
yang didapatkan selama hidupnya. Apakah ilmu yang didapatkan hanya sebagai
pajangan semata ataupun mereka amalkan? Itulah hal yang mendasari perilaku
seseorang. Saat kita menuntut ilmu, pasti kita diajarkan hal-hal yang berupa
kebajikan. Di dunia pendidikan seharusnya merupakan prasarana pembentukan moral
dan sikap spiritual yang dapat mencerminkan perilaku yang membangun bangsa dari
hal kecil, bukan merusak bangsa. Apakah ada yang salah dengan pendidikan di Negara
Indonesia? Tidak. Hal yang merupakan akar dari rendahnya kualitas moral dan
sikap bangsa terutama generasi muda yaitu iman. Banyak pejabat-pejabat yang
mengaku bahwa dirinya tidak bersalah dengan memberi konsekuensi digantung di
depan mata rakyat yang menuntut keadilan, namun kenyataannya tidak seperti
demikian. Para pejabat merupakan orang yang berpendidikan, namun bukan orang
yang beriman. Sumpah janji dilupakan para pejabat saat terlena dengan harta.
Seakan mereka lupa bahwa ada yang selalu mengawasi merekam semua kecurangan
yang mereka lakukan. Banyak kebohongan dan drama politik yang terjadi akibat
rusaknya pondasi kepribadian seseorang.
Bukan
pendidikan yang salah, banyak orang berpendidikan melakukan kasus korupsi.
Namun iman seseoranglah yang salah. Tergantung seberapa kuat dan tegaknya iman
itu, maka keadilan akan ikut serta kuat dan tegak. Kita dapat memperbaiki
kerusakan moral pada bangsa ini dan memerangi keganjilan system politik, dengan
hati yang lebih beriman. Karena kejujuran hanya dapat kita peroleh dari iman.
Oleh karena itu, untuk membuat bangsa ini dapat lepas dari budaya korupsi, kita
harus memperbaikki iman para generasi muda yang nantinya akan melanjutkan
pembangunan bangsa ini menjadi lebih bermartabat.
No comments:
Post a Comment