26/01/2015

MENUJU INDONESIA JUJUR

Imron Yusril Ma’ruf
19/XI MIA 5

                Fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia saat ini semakin kompleks. Semakin melemahnya dinamika kehidupan dan moral generasi muda merupakan akibat dari praktik haram yang bernama korupsi. Korupsi yang sedang merajalela di Negara yang katanya terkenal jujur dan penuh sopan santun ini merupakan akar-akar permasalahan yang berasal dari krisis moral Negara Indonesia. Namun bagaimana kita sebagai Bangsa Indonesia ini dapat menjelaskan bahwa Bangsa ini merupakan Bangsa yang besar? Padahal hingga saat ini masih terdapat tangan-tangan egois yang menyebabkan rakyat Indonesia ini semakin gelisah melihat kerusakan moral para pejabat  tinggi. Korupsi yang terjadi di Negara Indonesia yang sering terjadi ini semakin melekat pada kehidupan berpolitik pejabat Indonesia. Dan hal yang membuat semakin miris yaitu pandangan Negara lain yang menyatakan bahwa korupsi merpakan budaya kuno Negara Indonesia yang terjadi secara turun-temurun. Hal ini disebabkan dari berbagai kasus korupsi yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan kedudukan dan yang lebih mirisnya lagi dalam melakukanya tidak tampak rasa penyesalan, rasa malu, dan rasa bersalah.
                Tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan untuk memerangi korupsi di Indonesia sudah sering dilakukan. Baik dari perseorangan maupun lembaga-lembaga tertentu. Berbagai kebijakan yang telah di ambil pemerintah dan peraturan-peraturan yang dicanangkan telah mengaliri struktur pemerintahan di Negara Indonesia ini. Namun dengan sedemikian rupa hal-hal yang dilakukan tidak menghalangi munculnya kasus-kasus korupsi baru. Entah apa yang ada dalam pikiran para koruptor-koruptor yang masih berkeliaran di atas kursi pemerintahan. Tentu saja hal ini membuat rakyat semakin menderita karena dapat merusak struktur-struktur dinamika kehidupan.
                Dalam gentingnya kondisi politik Negara Indonesia yang berdasarkan lemahnya moral bangsa terutama sikap jujur ini sebenarnya berasal dari hal sepele saja. Sikap curang yang dapat merugikan orang lain ini juga berdasarkan dari pendidikan yang didapatkan selama hidupnya. Apakah ilmu yang didapatkan hanya sebagai pajangan semata ataupun mereka amalkan? Itulah hal yang mendasari perilaku seseorang. Saat kita menuntut ilmu, pasti kita diajarkan hal-hal yang berupa kebajikan. Di dunia pendidikan seharusnya merupakan prasarana pembentukan moral dan sikap spiritual yang dapat mencerminkan perilaku yang membangun bangsa dari hal kecil, bukan merusak bangsa. Apakah ada yang salah dengan pendidikan di Negara Indonesia? Tidak. Hal yang merupakan akar dari rendahnya kualitas moral dan sikap bangsa terutama generasi muda yaitu iman. Banyak pejabat-pejabat yang mengaku bahwa dirinya tidak bersalah dengan memberi konsekuensi digantung di depan mata rakyat yang menuntut keadilan, namun kenyataannya tidak seperti demikian. Para pejabat merupakan orang yang berpendidikan, namun bukan orang yang beriman. Sumpah janji dilupakan para pejabat saat terlena dengan harta. Seakan mereka lupa bahwa ada yang selalu mengawasi merekam semua kecurangan yang mereka lakukan. Banyak kebohongan dan drama politik yang terjadi akibat rusaknya pondasi kepribadian seseorang.
                Bukan pendidikan yang salah, banyak orang berpendidikan melakukan kasus korupsi. Namun iman seseoranglah yang salah. Tergantung seberapa kuat dan tegaknya iman itu, maka keadilan akan ikut serta kuat dan tegak. Kita dapat memperbaiki kerusakan moral pada bangsa ini dan memerangi keganjilan system politik, dengan hati yang lebih beriman. Karena kejujuran hanya dapat kita peroleh dari iman. Oleh karena itu, untuk membuat bangsa ini dapat lepas dari budaya korupsi, kita harus memperbaikki iman para generasi muda yang nantinya akan melanjutkan pembangunan bangsa ini menjadi lebih bermartabat.

No comments:

Post a Comment

Related Post