Apakah sobat Materi Kimia SMA pernah mendengar seseorang bernama Pauling? Materi kimia kelas X sekarang berkaitan dengan ide atau gagasan dari Pauling, yaitu skala keelektronegatifan. Apakah yang dimaksud dengan keelektronegatifan?
Pada tahun 1932, Linus Pauling ahli kimia dari Amerika membuat besaran lain yang dikenal dengan skala keelektronegatifan. Keelektronegatifan didefinisikan sebagai kecenderungan suatu atom alam molekul untuk menarik pasangan elektron yang digunakan pada ikatan ke arah atom bersangkutan. Pauling memberikan skala keelektronegatifan 4 untuk unsur yang memiliki energi ionisasi dan energi afinitas elektron tinggi, yaitu pada unsur florin, sedangkan unsur-unsur lainnya di bawah nilai 4. Dibawah ini adalah nilai keelektronegatifan beberapa unsur menurut golongan dan periode pada tabel periodik
Li 1,0 | Be 1,6 | B 2,0 | C 2,6 | N 3,0 | O 3,4 | F 4,0 |
Na 0,9 | Mg 1,3 | Al 1,6 | Si 1,9 | P 2,2 | S 2,6 | Cl 3,2 |
K 0,8 | Ca 1,0 | Ga 1,8 | Ge 2,0 | As 2,2 | Se 2,6 | Br 3,0 |
Rb 0,8 | Sr 1,0 | In 1,8 | Sn 2,0 | Sb 2,0 | Te 2,1 | I 2,7 |
Cs 0,8 | Ba 0,9 | Tl 2,0 | Pb 2,3 | Bi 2,0 | Po 2,0 | At 2,2 |
Fr 0,7 | Re 0,9 |
Pada tabel periodik, unsur florin yang ditetapkan memiliki keelektronegatifan 4 (terbesar) berada di ujung kanan paling atas. Adapun Unsur fransium yang memiliki keelektronegatifan terendah yaitu 0,7 berada di kiri paling bawah dalam tabel periodik. Kesimpulannya :
Dalam satu periode dengan bertambahnya nomor atom, keelektronegatifan cenderung makin besar, dan dalam satu golongan dengan bertambahnya nomor atom, keelektronegatifan cenderung makin kecil.
Materi keelektronegatifanmerupakan materi terakhir di Bab Sistem Periodik Unsur yang sobat pelajari di kelas X ini. Jika sobat ingin mengulang kembali dari awal, silahkan menuju perkembangan sistem periodik.
No comments:
Post a Comment