Peta yang biasa Anda lihat dan gunakan merupakan hasil pengukuran jarak dan arah pada daerah yang dipetakan. Agar Anda lebih memahami tentang peta, sebaiknya Anda untuk terjun langsung mempraktikannya walaupun masih dengan teknik dan alat yang sederhana. Anda bisa lakukan praktek pemetaan dengan membuat peta lingkungan sekitar atau peta sekolah. Alat yang bisa digunakan adalah kompas untuk pengukuran arah, meteran untuk pengukuran jarak, dan busur untuk menggambarkan arah hasil pengukuran di kertas.
1. Kompas dan cara penggunaannya
Kompas terdiri atas sebuah jarum yang satu ujungnya selalu menunjuk arah utara dan ujung satunya lagi menunjuk arah selatan. Arahkanlah kompas pada suatu objek dan geserlah ke objek lainnya. Apa yang terjadi dengan jarum kompas tersebut? Ya, jarum kompas ikut bergeser juga, bukan? Jarum kompas tersebut selalu menunjuk ke arah utara. Jika kompas digeser ke berbagai arah, maka jarum kompas akan selalu bergerak menuju ke arah utara.
Kompas juga terdiri atas piringan kompas yang di atasnya terdapat angka derajat (0 sampai 360 derajat). Piringan tersebut ikut bergerak seiring bergeraknya jarum kompas. Posisi suatu objek ditentukan dengan melihat angka derajat pada piringan kompas oleh suatu pointer (garis penunjuk). Jika pointer menunjukkan angka 270 derajat, maka posisi benda tersebut sebesar 270 derajat dari utara.
- Tentukanlah objek yang akan dibidik yaitu objek yang tak bergerak, misalnya tiang listrik, pohon, perempatan jalan, dan lain-lain. Jika sulit, bawalah tongkat yang bisa ditancapkan atau tiang yang bisa berdiri. Bisa juga salah satu teman Anda menjadi objek bidikan.
- Bukalah penutup kompas dan bidiklah objek yang telah ditentukan tersebut! Arahkan pandangan pada objek searah dengan kawat pembidik yang ada pada bagian penutup kompas. Tunggu sampai jarum pada kompas relatif stabil menunjuk pada arah utara magnet. Ketepatan bidikan diperoleh dengan mengarahkan fokus yang telah tersedia pada kompas.
- Perhatikanlah angka derajat yang ditunjukkan oleh tanda penunjuk besarnya sudut. Besarnya sudut yang dibuat antara titik tempat kita membidik dengan tempat sasaran kompas disebut Azimut.
Sedangkan Back Azimut merupakan tempat sasaran bidikan ke tempat asal kita membidik, sehingga sudut yang dibentuk kebalikannya, maka harus dikurangi 180° atau ditambah 180°.
Ketepatan pengukuran arah dengan menggunakan kompas ini dipengaruhi oleh ketepatan membidik dan ada tidaknya gangguan terhadap kompas itu sendiri seperti adanya besi, baja dan aliran listrik di sekitar kompas. Karena itu, objek bidikan harus stabil, perhatikan cara memegang kompas yang benar, dan upayakan kompas yang digunakan untuk jauh dari benda-benda yang mengganggu pada saat membidik objek. Lakukanlah latihan cara menggunakan kompas berkali-kali dan jika memungkinkan bandingkanlah hasil bidikan pada objek yang sama dengan rekan Anda.
2. Data hasil pengukuran
Sekarang cobalah praktikkan cara menggunakan kompas di halaman sekolah kamu masing-masing. Bagilah kelas kamu menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah kompas yang tersedia. Tiap kelompok pergi ke sebuah lokasi yang terbuka atau halaman sekolah dan tentukan titik awal atau permulaan tempat membidik yang berbeda antara kelompok satu dengan lainnya. Petakanlah sekolah kamu tersebut dengan menggunakan kompas dan meteran.
Langkah-langkah untuk mendapatkan data hasil pengukuan dalam membuat peta sekolah adalah sebagai berikut:
- Bawalah alat yang telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya yaitu berupa pensil, penghapus, kertas catatan (HVS), dan alas untuk mencatat.
- Tentukanlah titik/plot awal pemetaan. Upayakan agar plot tersebut mudah diingat atau jika sulit tandailah dengan menggunakan tongkat atau tanda lainnya. Jika plot telah ditentukan, maka kamu bisa memulai membidik objek pada plot berikutnya. Posisi kompas harus tepat berada di atas titik atau tanda plot pertama tadi. Selanjutnya tentukan besar sudut azimut dan back azimut hasil pengukuran yang terlihat pada kompas.
- Hasil pengukuran dicatat pada kertas yang telah disediakan. Tulislah angka derajat (besar sudut azimut dan back azimut) hasil bidikan pertama tadi.
- Setelah hasil pengukuran dicatat, maka pekerjaan berikutnya adalah mengukur jarak antara plot pertama dengan plot ke dua yang dibidik tadi. Catatlah hasil pengukuran masing-masing plot tadi!
- Setelah dari plot A bergerak ke plot B, kemudian bidik dan ukur jarak plot C dari plot B, plot C ke plot D, dan seterusnya. Lakukanlah pekerjaan tersebut untuk plot-plot berikutnya sampai kembali ke plot A.
Jika pekerjaan pengukuran di lapangan telah selesai, maka tahap berikutnya adalah merumuskan hasil pengukuran di kelas atau di laboratorium. Tulislah data hasil pengkuran secara sistematis dalam bentuk tabel (seperti pada tabel 1.1). Buatlah skala yang akan digunakan dan sesuaikan dengan ukuran kertas yang tersedia. Sebagai contoh, peta yang akan digambar menggunakan skala 1 : 200, artinya 1 cm di peta menggambarkan 200 cm di lapangan atau 2 m di lapangan.
Setelah membuat skala yang akan digunakan, maka selanjutnya Anda dapat menentukan luas kertas yang dibutuhkan untuk menggambarkan peta sekolah hasil pengukuran kamu. Cermati masing-masing sudut dan jaraknya, sehingga ukuran kertas yang diperlukan sesuai dengan ukuran peta yang akan digambar!
4. Membuat peta sekolah hasil pengukuran
Siapkanlah sejumlah alat dan bahan untuk menggambar peta yaitu kertas HVS, pensil, mistar, dan busur derajat. Setelah semuanya siap, maka lakukanlah langkah-langkah untuk membuat peta dari hasil pengukuran lapangan adalah sebagai berikut:
- Tentukanlah titik pertama atau plot A pada kertas yang akan dibuat petanya. Perhatikanlah jarak dan sudut yang dibentuk setiap plot, sehingga Anda dapat menentukan letak titik plot pertama atau A pada kertas dan arah gambar selanjutnya tidak keluar dari kertas yang tersedia.
- Tentukanlah arah utara dari peta (orientasi peta).
- Pada titik A, buatlah tanda silang (tegak lurus).
- Pada titik A yang telah diberi tanda silang, tentukan sudut garis A – B dengan menggunakan busur derajat. Besarnya sudut berdasarkan hasil bidikan kompas dari A ke B (azimut). Tariklah garis dari A ke B yang panjangnya sesuai dengan skala yang telah Anda tentukan. Sebagai contoh, jika hasil pengukuran di lapangan dari A ke B adalah 22 meter dan skala gambarnya 1 : 200, maka garis tersebut panjangnya adalah 11 cm.
- Pada plot B, buatlah tanda silang seperti pada plot A.
- Tentukan sudut garis B – C dengan menggunakan busur derajat dan tarik garis sesuai dengan skala tadi.
- Lakukan langkah tersebut pada plot-plot berikutnya sampai kembali ke plot A.
No comments:
Post a Comment