28/03/2012

Proses Pembentukan Sistem Saraf Pusat | Biologi SMA

Proses Pembentukan Sistem Saraf Pusat | Biologi SMA





PROSES PEMBENTUKAN SISTEM SARAF PUSAT

1. SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat merupakan sistem yang dibentuk oleh jutaan sel saraf dan sel glia beserta pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur pengendalian tertinggi dari kegiatan mental dan perilaku khas pada manusia yang dilakukan oleh belahan otak, khususnya korteks serebri.
Susunan saraf mula-mula terdiri dari 3 bagian :
1. Lapisan neural
2. Jambul neural
3. Plakode indera
Lapisan neural akan menjadi encephalon (otak) di anterior dan medulla spinalis di posterior. Otak merupakan ujung atas sistem saraf pusat yang membesar dan terletak dalam tengkorak.
Encephalon berkembang menjadi 3 bagian :
• Otak depan (prosensefalon)
• Otak tengah (mesensefalon)
• Otak dalam (rombensefalon)
Pada masa pembentukan sistem saraf pusat, encephalon mengalami diferensiasi lanjut. Otak depan (prosensefalon) akan membagi menjadi telencephalon (ujung otak) dan diencephalon (jembatan otak). Telencephalon membentuk sepasang vesikula yang akan menjadi lobi. Dari diencephalon terjadi beberapa evaginasi:
1. epiphysis
2. paraphysis
3. vesiculae opticus
4. infundibulum
Atap mesencephalon membuat sepasang tonjolan-tonjolan yang pada pisces dan amphibi disebut corpora bigemina; pada reptilia, aves dan mammalia terdiri dari 2 pasang, disebut corpora quadrugemina. Rombencephalon membagi menjadi metencephalon dan myelencephalon (otak sumsum).


Jambul neural yang menghasilkan ganglia nervi cranialis dan spinalis. Plakode indera adalah suatu jejeran epidermis yang menebal di daerah lateral caput, yang terdiri dari :
1) Placode nasus yang terletak di samping ventro anterior caput
2) Placode lens, berhubungan dengan tonjolan optic (optic vesicle) di daerah prosencephalon yang bakal jadi diencephalon.
3) Placode acoustic terletak di dorso lateral tentang bagian tengah rhombencephalon.
4) Placode calyculi gustatorii yang terletak di lidah, pharyx, palatum molle atau ada juga di permukaan sebelah luar caput.
Neuron-neuron nervus centrale (saraf pusat) berasal dari neuroblast-neuroblast primitif yang datang dari sel-sel lapisan terdalam lapisan neural.

Sistem saraf pusat (SSP) tampak pada permulaan minggu ke- 3 sebagai lempeng penebalan ektoderm yang terbentuk seperti sandal yang disebut lempeng saraf. Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio, yakni sekitar hari ke-16. Kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22. Pada minggu ke 5 mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, serebelum (otak kecil), dan bagian-bagian lainnya.
Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses perkembangan, yang terjadi atas penambahan (poliferasi) sel, perpindahan (migrasi) sel, perubahan (diferensiasi) sel, pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps, dan pembentukan selubung saraf (mielinasi). Sel saraf (neuron) pada permulaan bentuknya masih sederhana, mengalami pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi. Proses proliferasi berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai pada waktu bayi lahir. Setelah proses proliferasi, sel saraf akan migrasi ke tempat yang semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira 16 minggu sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi secara bergelombang, yaitu sel saraf yang bermigarsi awal akan menempati lapisan dalam dan yang bermigrasi kemudian menempati lapisan luar korteks serebri.
Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen sel neuron yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis seperti orang dewasa. Di tempat yang semestinya, sel saraf mengalami proses diferensiasi (perubahan bentuk, komposisi, dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi sel neuron dengan cabang-cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang (sel glia). Fungsi sel inilah yang mengatur kehidupan kita sehari-hari. Ada yang mengatakan penambahan jumlah sel saraf telah selesai pada saat kelahiran. setelah lahir hanya terjadi pematangan fungsi sel, tetapi selubung saraf atau myelin yang disebut mielinisasi masih berkembang. Tetapi, setelah lahir terjadi penambahan volume dan berat otak dan bayi tampak lebih pintar. Hal ini karena adanya pertumbuhan serabut saraf, adanya peningkatan jumlah sel glia yang luar biasa dan proses mielinisasi akibat proses stimulasi yang didapat saat lahir.


PROSES PEMBENTUKAN KULIT

1. KULIT

Kulit merupakan pembungkus dan pelindung tubuh yang tahan air, mengandung ujung-ujung saraf, dan membantu pengaturan suhu tubuh. Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit terdiri atas jaringan subkutan (fasia superfisial) yaitu suatu lapisan areolar berlemak yang menutupi fasia fibrosa yang lebih padat.
Kulit terdiri dari 2 lapisan:
• Epidermis, lapisan atas terdiri dari susunan epitel yang berasal dari ektoderm.
• Dermis (korium), lapisan bawah terdiri dari jaringan ikat yang sebagian besar berasal dari mesoderm.

1. Epidermis
Pada mulanya, mudigah dibungkus oleh selapis sel ectoderm. Kemudian pada permulaan bulan ke-2, epitel ini membelah dan meletakkan selapis sel gepeng, yaitu periderm dan epitrikium, pada permukaanya. dengan proliferasi selanjutnya sel-sel di lapisan dasar, terbentuklah lapisan ketiga yang terletak di tengah. Akhirnya pada akhir bulan ke-4, epidermis memperoleh susunan tetapnya dan dapat dikenali empat lapisan :
1) Stratum Germinatif (Malphigi)
Bertanggung jawab atas produksi sel-sel baru. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah pada epidermis. Sel-sel lapisan germinatif merupakan sel yang aktif membagi. Hasil pembagian sel-sel germinatif ini akan tersesar keluar ke arah permukaan di atas lapisan germinatif. Lapisan yang keluar ini merupakan lapisan granul.
2) Stratum Granulare
Lapisan ini berada di atas lapisan germinatif. Sel-sel lapisan germinatif mempunyai banyak granul. Granul ini terdiri daripada keratin, keratin merupakan bahan keras berprotein.
3) Stratum Spinosum
Lapisan yang terdiri atas sel-sel besar yang bersisi banyak yang mengandung tonofibril-tonofibril halus.
4) Lapisan Tanduk
Lapisan ini berfungsi untuk membentuk penutup luar yaitu untuk melindungi kulit. Lapisan ini dibentuk olwh beberapa lapis sel-sel mati yang sangat rapat dan penuh dengan keratin.

Sel-sel periderm biasanya dibuang selama trimester kedua masa janin dan dapat ditemukan di dalam cairan amnion. Selama 3 bulan pertama perkembangan, epidermis disusupi oleh sel-sel yang berasal dari crista neuralis. Sel-sel ini membentuk pigmen melanin yang dapat dipindahkan ke sel-sel epidermis lain melalui cabang-cabang dendrite. Sel-sel ini dikenal sebagai melanosit, dan setelah lahir menyebabkan terjadinya pigmentasi kulit.

2. Dermis
Dermis, terletak di bawah epidermis, mengandung papiler permukaan yang terdiri dari kolagen yang longgar dan rapuh, serat-serat elastik, bercampur dengan fibroblast, sel mast, dan makrofag. Lapisan dermis merupakan lapisan yang mempunyai bekalan darah atau kapilari darah. Lapisan ini juga menempatkan reseptor-reseptor tertentu.
Dermis berasal dari mesenkim. selama bulan ke-3 dan ke-4, korium membentuk susunan-susunan papilia yang tidak teratur (papillae dermis) yang menonjol ke atas kea rah epidermis. Papilia ini biasanya mengandung sebuah kapiler kecil atau sebuah organ akhir saraf sensorik. Lapisan dermis yang lebih dalam (subkorium) mengandung jaringan lemak dalam jumlah yang besar.
Pada waktu lahir, kulit dilapisi oleh pasta berwarna keputih-putihan, (vernix caseosa) yang dibentuk oleh secret kelenjar lemak dan sel-sel epidermis yang bergenerasi serta rambut. Pasta ini melindungi kulit terhadap efek maserasi cairan amnion.

Proses terbentuknya kulit :

Lapisan ektoderm mula-mula terdiri dari selapis sel, yaitu epidermis. Ini tumbuh menjadi 2 lapis sel: Periderm dan stratum germinativum.
Derivat epidermis yang bertekstur tanduk tumbuh berupa papila yang menjorok ke dermis. Warna kulit berasal dari chromatophore yang dihasilkan dari neural crest (jambul neural).


PROSES PEMBENTUKAN MATA


1. MATA
Mata merupakan indera penglihatan. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Dinding bola mata terdiri dari 3 lapisan :
w Selaput keras (sklera) merupakan lapisan terluar, berwarna putih dan berfungsi sebagai pelindung.
w Selaput pembuluh (koroid) merupakan lapisan tengah, tersusun dari jaringan ikat yang kaya dengan pembuluh darah dan pigmen.
w Selaput jala (retina) merupakan lapisan dalam yang sangat halus dan peka terhadap cahaya.

PROSES PEMBENTUKAN MATA

Perkembangan mata mulai tampak pada mudigah 22 hari sebagai sepasang lekukan dangkal pada sisi kanan dan kiri otak depan. Dengan menutupnya tabung saraf, lekukan-lekukan ini membentuk kantong-kantong keluar pada otak depan yaitu gelembung mata. Gelembung ini selanjutnya menempel pada ectoderm permukaan dan menginduksi perubahan ectoderm yang diperlukan untuk pembentukan lensa. Setelah itu, gelembung mata mulai tumbuh melakukan invaginasi dan membentuk piala mata yang berdinding rangkap  dan . Lapisan dalam dan luar piala mata ini mula-mula dipisahkan oleh suatu rongga, yaitu ruangan intraretina, tetapi segera rongga ini menghilang dan kemudian kedua lapisan tersebut saling berlekatan satu sama lain. Invaginasi tidak hanya terbatas pada bagian tengah piala, tetapi juga meliputi sebagian permukaan inferiornya  yang membentuk fissura koroidea. Pada minggu ke-7, bibir-bibir fissura koroidea bersat, dan mulut piala mata kemudian menjadi lubang bulat yang kelak menjadi pupil.
Sementara peristiwa ini berlangsung, sel-sel ectoderm permukaan yang semula menempel pada gelembung mata, mulai memanjang dan membentuk plakode lensa. Plakode ini selanjutnya melakukan invaginasi dan berkembang menjadi gelembung lensa. Pada minggu ke-5, gelembung lensa terlepas dari ectoderm permukaan dan selanjutnya terletak di dalam mulut piala mata.

No comments:

Post a Comment

Related Post