BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang ini, sumber minyak sudah semakin menipis. Bahan bakar semakin sulit ditemukan , karena itu telah banyak penemuan – penemuan yang baik untuk menanggulangi keadaan ini. Seperti ditemukannya bio diesel,biosolar, dan lain sebagainya.
Kita tentu perlu tahu bagaimana semua proses pembuatan terjadi, dimana semua biomasa itu diciptakan dengan bahan – bahan alami yang biasanya berupa ampas – ampas tumbuhan dan lain sebagainya. Biomassa sangatlah menguntungkan bagi kita semua, selain menjaga kelestarian minyak bumi serta barang barang yang tak dapat diperbaharui lainnya, namun juga dengan kita menggunakan energi dan produksi biomassa kita juga dapat turut andil dalam pelestarian lingkungan.
Selain itu dalam makalah ini kami juga membahas tentang proses detoksikasi yang mana banyak pada era globalisasi ini udara dan lingkungan sudah tercemar. Sehingga tubuh kita telah banyak mengendap berbagai penyakit dari racun yang masuk kedalam tubuh kita. Detoksikasi merupakan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh, dimana kita kan membahas apa saja cara – cara penanganannya.
Pada zaman sekarang ini, sumber minyak sudah semakin menipis. Bahan bakar semakin sulit ditemukan , karena itu telah banyak penemuan – penemuan yang baik untuk menanggulangi keadaan ini. Seperti ditemukannya bio diesel,biosolar, dan lain sebagainya.
Kita tentu perlu tahu bagaimana semua proses pembuatan terjadi, dimana semua biomasa itu diciptakan dengan bahan – bahan alami yang biasanya berupa ampas – ampas tumbuhan dan lain sebagainya. Biomassa sangatlah menguntungkan bagi kita semua, selain menjaga kelestarian minyak bumi serta barang barang yang tak dapat diperbaharui lainnya, namun juga dengan kita menggunakan energi dan produksi biomassa kita juga dapat turut andil dalam pelestarian lingkungan.
Selain itu dalam makalah ini kami juga membahas tentang proses detoksikasi yang mana banyak pada era globalisasi ini udara dan lingkungan sudah tercemar. Sehingga tubuh kita telah banyak mengendap berbagai penyakit dari racun yang masuk kedalam tubuh kita. Detoksikasi merupakan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh, dimana kita kan membahas apa saja cara – cara penanganannya.
B.TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
- Pengenalan tentang energi biomassa
- Penggunaaan biomassa sebagai alternatif pelestarian lingkungan
- Memahami proses detoksikasi dalam tubuh
- Mengerti dan memahami langkah – langkah dalam proses detoksikasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apa Itu Detok?
Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode efektif detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang menjadi target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah susu besar (pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).
Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang berada usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.
Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. Puasa merupakan salah satu metode efektif detoksifikasi. Pembersihan dan detoks meningkatkan proses alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita. Organ vital yang menjadi target dalam program pembersihan racun yang efektif adalah susu besar (pengeluaran) dan liver (detoksifikasi).
Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang berada usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.
2.2 Mengapa Perlu Detoks?
Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak secara berlebihan atau diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi. Juga kebiasaan lebih banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu protein (hewani), pati, lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein (hewani), pati, dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni kondisi keasaman darah dan jaringan tubuh berlebihan.
Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam tubuh, menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama lain, atau terbentuknya jejaring serabut-serabut halus (fibrin) dalam darah. Jejaring serabut-serabut ini yang memberi kesan seolah-olah darah menjadi pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan peredaran sel-sel darah terganggu, sehingga pasokan zat makan dan oksigen ke sel-sel jaringan tubuh lainnya terhambat.
Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan enzim-enzim ini apabila makanan yang kita makan masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan enzim tubuh akan menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas. Pankreas adalah organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada usus kecil. Gangguan pada pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar dan tubuh semakin banyak memproduksi ampas.
Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan memadatkan makanan yang tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus. Secara alami proses ini akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem kekebalan tubuh yang ada pada dinding-dinding usus. Kondisi ini akan mengakibatkan sembelit (sulit buang air besar) dan penyumbatan pada saluran usus besar. Setelah beberapa waktu, kotoran ini akan membusuk dan menghasilkan gas beracun. Gas lebih mudah terserap melalui pori-pori halus pada dinding usus, mengalir dalam darah dan masuk ke sel-sel tubuh dan sewaktu-waktu siap menimbulkan penyakit.
Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain untuk mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme pembawa penyakit atau virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks paling tuadan sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Dengan pola makan yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu sudah mengerti bahwa sekali waktu tubuh perlu detoks. Detoks seharusnya menjadi lebih penting bagi manusia modern dengan pola makan yang cenderung menimbulkan ampas lebih banyak dan penyumbatan-penyumbatan pada sistem tubuh
Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin dan dehidrasi yang kita tabung selama bertahun-tahun.
Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak secara berlebihan atau diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi. Juga kebiasaan lebih banyak makan makanan pembentuk asam, yaitu protein (hewani), pati, lemak. Terlalu banyak menyantap makanan sumber protein (hewani), pati, dan lemak mengakibatkan tubuh mengalami asidosis, yakni kondisi keasaman darah dan jaringan tubuh berlebihan.
Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam tubuh, menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama lain, atau terbentuknya jejaring serabut-serabut halus (fibrin) dalam darah. Jejaring serabut-serabut ini yang memberi kesan seolah-olah darah menjadi pekat. Serabut-serabut ini mengakibatkan peredaran sel-sel darah terganggu, sehingga pasokan zat makan dan oksigen ke sel-sel jaringan tubuh lainnya terhambat.
Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan enzim-enzim ini apabila makanan yang kita makan masih memiliki enzim. Terus-menerus menggunakan enzim tubuh akan menghabiskan energi dan menyebabkan peradangan pada pankreas. Pankreas adalah organ vital yang memproduksi enzim-enzim pencernaan pada usus kecil. Gangguan pada pankreas menyebabkan pencernaan tidak lancar dan tubuh semakin banyak memproduksi ampas.
Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan memadatkan makanan yang tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus. Secara alami proses ini akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem kekebalan tubuh yang ada pada dinding-dinding usus. Kondisi ini akan mengakibatkan sembelit (sulit buang air besar) dan penyumbatan pada saluran usus besar. Setelah beberapa waktu, kotoran ini akan membusuk dan menghasilkan gas beracun. Gas lebih mudah terserap melalui pori-pori halus pada dinding usus, mengalir dalam darah dan masuk ke sel-sel tubuh dan sewaktu-waktu siap menimbulkan penyakit.
Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain untuk mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme pembawa penyakit atau virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks paling tuadan sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Dengan pola makan yang lebih sederhana dan alami saja, manusia dahulu sudah mengerti bahwa sekali waktu tubuh perlu detoks. Detoks seharusnya menjadi lebih penting bagi manusia modern dengan pola makan yang cenderung menimbulkan ampas lebih banyak dan penyumbatan-penyumbatan pada sistem tubuh
Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin dan dehidrasi yang kita tabung selama bertahun-tahun.
Manfaat detoks bagi tubuh dan kesehatan:
· Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut.
· Menurunkan kelebihan berat badan.
· Meningkatkan energi.
· Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
· Pengeruta tumor (jika ada).
· Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
· Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
· Memperbaiki daya ingat.
· Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dsb.
· Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
· Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
· Meningkatkan daya tahan tubuh.
2.3 Bagaimana Melakukan Detoks?
Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini. Mulai dari yang alami seperti puasa hingga yang menggunakan suplemen herba atau obat-obatan tertentu. Program detoks yang baik harus dapat:
Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat ini. Mulai dari yang alami seperti puasa hingga yang menggunakan suplemen herba atau obat-obatan tertentu. Program detoks yang baik harus dapat:
· menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan
· meringan beban fungsi enzim di pankreas
· melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
· mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
· membangun flora usus
· melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar penyerapan zat makanan menjadi lebih baik
· membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan: penyumbatan pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)
· merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
· membersihkan darah
· membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan cairan tubuh
· melancarkan peredaran getah bening
· membuka pori-pri kulit
· mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan
Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga sangat bergantung pada kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap individu.
Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice fasting, yaitu puasa menghindari makanan padat dan pembentuk asam, dan hanya mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari dalam porsi tertentu. Puasa ini aman bagi semua orang. Mereka yang menderita kanker stadium lanjut, diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan ahli.
Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam program detoks. Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak melakukan detoks. Laju metabolisme tubuh selama detoks akan menurun, begitu pula suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini merupakan proses alamiah karena tubuh akan melakukan penghematan energi dan sebagian besar energi akan lebih dikonsentrasikan untuk proses pembuangan racun.
Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman pada tubuh, yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran (withdrawal symptoms). Beberapa gejala mirip dengan gejala sakit atau sakaw pada pemakai narkoba yang sedang menjalani program pembersihan. Sebaliknya, dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis penyembuhan (healing crisis). Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3 sejak dimulainya program detoks. Gejala yang terasa biasanya hanya muncul satu hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir melalui saluran pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.
Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak kelaparan lagi, walaupun adakalanya muncul gangguan seperti memikirkan makanan-makanan tertentu padahal perut sedang tidak lapar.
Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam program detoks. Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak melakukan detoks. Laju metabolisme tubuh selama detoks akan menurun, begitu pula suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan. Ini merupakan proses alamiah karena tubuh akan melakukan penghematan energi dan sebagian besar energi akan lebih dikonsentrasikan untuk proses pembuangan racun.
Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman pada tubuh, yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran (withdrawal symptoms). Beberapa gejala mirip dengan gejala sakit atau sakaw pada pemakai narkoba yang sedang menjalani program pembersihan. Sebaliknya, dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis penyembuhan (healing crisis). Gejala ini biasanya muncul pada hari ke-3 sejak dimulainya program detoks. Gejala yang terasa biasanya hanya muncul satu hari saja. Kecuali gejala seperti flu (pengeluaran lendir melalui saluran pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.
Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak kelaparan lagi, walaupun adakalanya muncul gangguan seperti memikirkan makanan-makanan tertentu padahal perut sedang tidak lapar.
Krisis Penyembuhan
· Gejala demam atau flu
· Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit buang air besar). Jika terjadi sembelit, bisa dibantu dengan enema atau kolonhidroterapi/”cuci usus”.
· Nyeri otot atau sendi
· Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum alkohol)
· Mual-mual atau kembung
· Lesu
· Banyak mengeluarkan riak atau lendir
· Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah dengan kulit
· Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat dikerok dan dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)
· Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
· Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)
2.4 Mekanisme Detoks
Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan racun. Bagian pertama pada detoks, disebut fase 1, adalah mengubah toksin menjadi entuk yang larut lemak. Secara alamiah lemak akan segera mengikat toksin yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, toksin harus dilepaskan dulu dari jaringan lemak.
Bagian kedua, disebut fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk yang larut air agar toksin dapat dikeluarkan melalui saluran usus dan urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada racun yang tersangkut atau tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan saraf pusat. Toksin akan keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat inilah biasanya gejala-gejala yang terasa seperti penyakit, yakni gejala krisis penyembuhan (healing crises) itu muncul.
Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini sebaiknya dibantu dengan makanan dan herba tertentu untuk menguatkan sel-sel organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses detoks.
Bagian kedua, disebut fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk yang larut air agar toksin dapat dikeluarkan melalui saluran usus dan urine. Dengan mekanisme ini, tidak akan ada racun yang tersangkut atau tertinggal pada jaringan, termasuk jaringan otak dan saraf pusat. Toksin akan keluar perlahan melalui aliran darah. Pada saat inilah biasanya gejala-gejala yang terasa seperti penyakit, yakni gejala krisis penyembuhan (healing crises) itu muncul.
Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini sebaiknya dibantu dengan makanan dan herba tertentu untuk menguatkan sel-sel organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses detoks.
2.5 Energi Biomassa
Berbicara tentang sumber energi, biomassa merupakan salah satu alternatif. Biomassa mengandung energi tersimpan dalam jumlah cukup banyak Kenyataannya, pada saat kita makan, tubuh kita mampu mengubah energi yang tersimpan di dalam makanan menjadi energi atau tenaga untuk tumbuh dan berkembang. Pada saat kita bergerak, bahkan ketika kita berpikir pun, energi dalam makanan akan terbakar. Dari latar belakang itulah kini mulai digali banyak kemungkinan pemanfaatan biomassa sebagai sumber bahan bakar nabati (biofuel). Dari bahan bakar nabati dapat dikembangkan biokerosene (minyak tanah), biodiesel, bioetanol bahkan biopower (untuk listrik).
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan biofuel mengingat begitu besarnya sumber daya hayati yang ada baik di darat maupun di perairan. Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain :
- Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti solar (minyak diesel)
- Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti premium.
- Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai sumber pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan.
Beberapa diantara tumbuhan penghasil energi dengan potensi produksi minyak dalam liter per hektar dan ekivalen energi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Penghasil Energi
Jenis Tumbuhan | Produksi Minyak (Liter per Ha) | Ekivalen Energi (kWh per Ha) |
Elaeis guineensis (kelapa sawit) | 3.600-4.000 | 33.900-37.700 |
Jatropha curcas (jarak pagar) | 2.100-2.800 | 19.800-26.400 |
Aleurites fordii (biji kemiri) | 1.800-2.700 | 17.000-25.500 |
Saccharum officinarum (tebu) | 2.450 | 16.000 |
Ricinus communis (jarak kepyar) | 1.200-2.000 | 11.300-18.900 |
Manihot esculenta (ubi kayu) | 1.020 | 6.600 |
Sumber : Business Week edisi 15 Maret 2006
Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat diubah menjadi bahan bakar cair - biofuel – untuk keperluan transportasi (mobil, truk, bus, pesawat terbang dan kereta api). Di antara jenis biofuel yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan bioethanol.
a. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) yang rendah; memiliki cetane number yang lebih tinggi sehingga pembakaran lebih sempurna (clear burning); memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin; dan dapat terurai (biodegradabe) sehingga tidak menghasilkan racun (non toxic). Menurut hasil penelitian BBPT, biodiesel bisa langsung digunakan 100% sebagai bahan bakar pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin dieselnya atau dalam bentuk campuran dengan solar pada berbagai konsentrasi mulai dari 5%. Keuanggulan biodiesel diantaranya :
- Angka Cetane tinggi (>50), yakni angka yang menunjukan ukuran baik tidaknya kualitas Solar berdasarkan sifaf kecepatan bakar dalm ruang bakar mesin. Semakin tinggi bilangan Cetane, semakin cepat pembakaran semakin baik efisiensi termodinamisnya.
- Titik kilat (flash point) tinggi, yakni temperatur terendah yang dapat menyebabkan uap Biodiesel menyala, sehingga Biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran pada saat disimpan maupun pada saat didistribusikan dari pada solar.
- Tidak mengandung sulfur dan benzene yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami
- Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sehingga akan memperpanjang umur pemakaian mesin
- Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun
- Mengurangi asap hitam dari gas asap buang mesin diesel secara signifikan walaupun penambahan hanya 5% - 10% volume biodiesel kedalam solar
biodiesel membutuhkan bahan baku minyak nabati yang dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Crude Jatropha Oil/CJO), kelapa (Crude Coconut Oil/CCO), sirsak, srikaya, kapuk, dll. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Kelapa sawit merupakan salah satu sumber bahan baku minyak nabati yang prospektif dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia, mengingat produksi CPO Indonesia cukup besar dan meningkat tiap tahunnya. Tanaman jarak pagar juga prospektif sebagai bahan baku biodiesel mengingat tanaman ini dapat tumbuh di lahan kritis dan karakteristik minyaknya yang sesuai untuk biodiesel.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, total kebutuhan biodiesel saat ini mencapai 4,12 juta kiloliter per tahun. Sementara kemampuan produksi biodiesel pada tahun 2006 baru 110 ribu kiloliter per tahun. Pada tahun 2007 kemampuan produksi diperkirakan mencapai 200 ribu kiloliter per tahun. Produsen-produsen lain merencanakan juga akan beroperasi pada 2008 sehingga kapasitas produksi akan mencapai sekitar 400 ribu kiloliter per tahun. Cetak biru (blueprint) Pengelolaan Energi Nasional mentargetkan produksi biodiesel sebesar 0,72 juta kiloliter pada tahun 2010 untuk menggantikan 2% konsumsi solar yang membutuhkan 200 ribu hektar kebun sawit dan 25 unit pengolahan berkapasitas 30 ribu ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp. 1,32 triliun; hingga menjadi sebesar 4,7 juta kiloliter pada tahun 2025 untuk mengganti 5% konsumsi solar yang membutuhkan 1,34 juta hektar kebun sawit dan 45 unit pengolahan berkapasitas 100 ribu ton per tahun dengan investasi mencapai Rp. 9 triliun.
b. Bioetanol
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Adapun manfaat pemakaian gasohol di Indonesia yaitu : memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair, mengurangi impor BBM, menguatkan security of supply bahan bakar, meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan antar daerah, meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan) dan berpotensi mendorong ekspor komoditi baru. Untuk pengembangan bioetanol diperlukan bahan baku diantaranya :
- Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete
- Bahan berpati : tepung-tepung sorgum biji, jagung, cantel, sagu, singkong/ gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, suweg, umbi dahlia.
- Bahan berselulosa (lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll.
Adapun konversi biomasa sebagian tanaman tersebut menjadi bioethanol adalah seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2 Konversi biomasa menjadi bioethanol
Biomasa (kg) | Kandungan gula (Kg) | Jumlah hasil bioethanol (Liter) | Biomasa : Bioethanol |
Ubi kayu 1.000 | 250-300 | 166,6 | 6,5 : 1 |
Ubi jalar 1.000 | 150-200 | 125 | 8 : 1 |
Jagung 1.000 | 600-700 | 400 | 2,5 : 1 |
Sagu 1.000 | 120-160 | 90 | 12 : 1 |
Tetes 1.000 | 500 | 250 | 4 : 1 |
Sumber data : Balai Besar Teknologi Pati-BPPT,2006
Pemanfaatan Bioetanol :
- Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan premium (EXX)
- Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi).
Pengujian pada kendaraan roda empat di laboratorium BPPT menunjukkan bahwa tingkat emisi karbon dan hidrokarbon Gasohol E-10 yang merupakan campuran bensin dan etanol 10% lebih rendah dibandingkan dengan premium dan pertamax. Pengujian karakteristik unjuk kerja yaitu daya dan torsi menunjukkan bahwa etanol 10% identik atau cenderung lebih baik daripada pertamax. Etanol mengandung 35% oksigen sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran.
c. Biogas
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi gas bio didominasi gas metan (60% - 70%), karbondioksida (40% - 30%) dan beberapa gas lain dalam jumlah lebih kecil. Gas metan termasuk gas rumah kaca (greenhouse gas), bersama dengan gas karbon dioksida (CO2) memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan global.
Pada prinsipnya, pembuatan gas bio sangat sederhana, hanya dengan memasukkan substrat (kotoran ternak) ke dalam digester yang anaerob. Dalam waktu tertentu gas bio akan terbentuk yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber energi, misalnya untuk kompor gas atau listrik. Penggunaan biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian dengan mendaur ulang kotoran ternak untuk memproduksi gas bio dan diperoleh hasil samping (by-product) berupa pupuk organik. Selain itu, dengan pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas bio.
Potensi kotoran sapi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gas bio sebenarnya cukup besar, namun belum banyak dimanfaatkan. Bahkan selama ini telah menimbulkan masalah pencemaran dan kesehatan lingkungan. Umumnya para peternak membuang kotoran sapi tersebut ke sungai atau langsung menjualnya ke pengepul dengan harga sangat murah. Padahal dari kotoran sapi saja dapat diperoleh produk-produk sampingan (by-product) yang cukup banyak. Sebagai contoh pupuk organik cair yang diperoleh dari urine mengandung auksin cukup tinggi sehingga baik untuk pupuk sumber zat tumbuh. Serum darah sapi dari tempat-tempat pemotongan hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman, selain itu dari limbah jeroan sapi dapat juga dihasilkan aktivator sebagai alternatif sumber dekomposer.(efek rumah kaca), sehingga upaya ini dapat diusulkan sebagai bagian dari program untuk menanggulanginya.
2.6 Tantangan Ke Depan : Biofuel Vs Ketahanan Pangan
Untuk pengembangan biofuel, banyak hal harus dipertimbangkan antara lain :
1. Dibandingkan dengan minyak bumi dan gas yang ketersediaannya terbatas dan pengelolaannya dikuasai oleh pihak-pihak yang sangat terbatas, biomassa sebenarnya relatif melimpah di Indonesia dan masyarakat dapat memanfaatkannya secara langsung. Permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan teknologi, keterbatasan lahan dan keterbatasan pasar atau penggunanya. Selain itu, belum adanya aturan hukum yang jelas dalam industri ini dan standar penggunaan bahan-bahan untuk biodiesel dan bioetanol menyulitkan masyarakat dan produsen biodiesel dan bioetanol untuk memperoleh pembiayaan dan menjalankan bisnisnya. Kurangnya jaringan distribusi dan infrastruktur menyulitkan pemasaran biodiesel dan bioetanol di pasar domestik. Sebagai konsekuensi, sebagian besar biodiesel dan bioetanol yang diproduksi di Indonesia sekarang digunakan untuk pasar ekspor.
2. Dibutuhkan motor penggerak dan modal yang besar untuk membiayai budi daya bahan baku baik dari segi pengadaan lahan, bibit, pupuk maupun obat-obatan. Perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dibidang pertanian dan perkebunan diharapkan dapat menjadi motor penggerak bagi usaha budi daya ini karena besarnya biaya budidaya dan pengembangan.
3. Adanya hambatan sosial dalam pengembangan beberapa komoditas tanaman sumber energi, misalnya tanaman jarak, harus segera ditangani untuk membangun rasa saling percaya antara petani jarak dengan pengusaha sebagai pengolah biji jarak. Meskipun tanaman jarak sangat potensial dikembangkan sebagai energi terbarukan dengan harga murah, dapat ditanam di lahan kritis, dan dapat meningkatkan pendapatan petani, tapi belum semua pihak menyadari potensi tersebut.
4. Terkait dengan isu ketahanan pangan (food security), yang harus dilakukan adalah :
- Meningkatkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi yang meliputi pemilihan bibit, peningkatan kualitas kultur teknis hingga pengelolaan pasca panen. Melalui aktivitas diharapkan produktivitas tanaman meningkat signifikan, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan.
- Meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi atau perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan-lahan kritis / marjinal. Beberapa tanaman sumber energi, misalnya jarak, cantel, jagung dan jambu mete, merupakan tanaman yang cukup tahan kering dan mampu beradaptasi pada lingkungan yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu untuk penanaman diusahakan agar jangan sampai menggeser peruntukan tanaman pangan. Berbagai lahan marjinal yang dapat dimanfaatkan antara lain : lahan pantai, tanah karst, bantaran sungai, atau lahan berkemiringan curam.
- Perlu segera dilakukan diversifikasi untuk menemukan jenis-jenis tumbuhan baru penghasil energi. Beberapa tumbuhan yang sedang diteliti dan dikembangkan di Indonesia antara lain : jambu mete, widuri, kerandang, kacang-kacangan, nyamplung, algae dan masih banyak lagi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Detoksikasi
Detoksifikasi (detoks) adalah proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. Hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Salah satu penyebab terbesar terjadinya tokxemia pada usus adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dimasak secara berlebihan atau diproses, yaitu makanan-makanan yang tidak memiliki enzim lagi. Asidosis dapat menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam tubuh, menyebabkan butir-butir darah melekat satu sama lain, atau terbentuknya jejaring serabut-serabut halus (fibrin) dalam darah. Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses pencernaan. Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang diperlukan oleh berbagai fungsi metabolisme dalam tubuh dalam jumlah terbatas, termasuk proses pencernaan. Usus besar tidak memiliki kemampuan untuk mencerna makanan. Tubuh akan memadatkan makanan yang tidak tercerna ke sepanjang dinding usus halus. Secara alami proses ini akan mengundang pengeluaran lendir dari sistem kekebalan tubuh yang ada pada dinding-dinding usus. Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, perlu bagi tubuh kita. Selain untuk mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, tidak ada organisme pembawa penyakit atau virus yang tahan dalam tubuh yang bersih. Terapi detoks paling tuadan sudah ratusan tahun dilakukan oleh manusia adalah puasa. Toksin mengakibatkan proses penuaan dan kerusakan lebih cepat pada seluruh sel tubuh. Waktu tidak ada hubungannya dengan penuaan. Penuaan atau proses degenerasi semata-mata adalah karena toksin dan dehidrasi yang kita tabung selama bertahun-tahun.
Manfaat detoks bagi tubuh dan kesehatan:
· Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut.
· Menurunkan kelebihan berat badan.
· Meningkatkan energi.
· Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
· Pengeruta tumor (jika ada).
· Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
· Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
· Memperbaiki daya ingat.
· Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dsb.
· Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
· Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
Metode detoks :
· menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan
· meringan beban fungsi enzim di pankreas
· melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
· mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
· membangun flora usus
· melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding usus agar penyerapan zat makanan menjadi lebih baik
· membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan: penyumbatan pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)
· merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
· membersihkan darah
· membersihkan saluran kencing dan memperbaiki keseimbangan cairan tubuh
· melancarkan peredaran getah bening
· membuka pori-pri kulit
· mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan pernapasan
Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua itu, dan juga sangat bergantung pada kondisi keracunan dan kedisiplinan setiap individu. Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice fasting, yaitu puasa menghindari makanan padat dan pembentuk asam, dan hanya mengkonsumsi jus buah segar sepanjang hari dalam porsi tertentu. Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam program detoks. Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya, sebaiknya tidak melakukan detoks. keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak nyaman pada tubuh, yang secara medis dikenal sebagai gejala kemunduran (withdrawal symptoms).
Krisis Penyembuhan
· Gejala demam atau flu
· Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit buang air besar). Jika terjadi sembelit, bisa dibantu dengan enema atau kolonhidroterapi/”cuci usus”.
· Nyeri otot atau sendi
· Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan peminum alkohol)
· Mual-mual atau kembung
· Lesu
· Banyak mengeluarkan riak atau lendir
· Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai masalah dengan kulit
· Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah (dapat dikerok dan dibersihkan dengan sendok atau alat khusus pengerok lidah)
· Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
· Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)
Ada 2 mekanisme yang digunakan liver untuk mengeluarkan racun. fase 1, adalah mengubah toksin menjadi entuk yang larut lemak. fase 2, mengubah toksin menjadi bentuk yang larut air agar toksin dapat dikeluarkan melalui saluran usus dan urine. Pada setiap fase yang harus dilalui, pelaksanaan detoks ini sebaiknya dibantu dengan makanan dan herba tertentu untuk menguatkan sel-sel organ vital dan kelenjar yang berperan pada proses detoks.
3.2 Produksi Biomassa
Berbicara tentang sumber energi, biomassa merupakan salah satu alternatif. Biomassa mengandung energi tersimpan dalam jumlah cukup banyak Kenyataannya, pada saat kita makan, tubuh kita mampu mengubah energi yang tersimpan di dalam makanan menjadi energi atau tenaga untuk tumbuh dan berkembang. Dari latar belakang itulah kini mulai digali banyak kemungkinan pemanfaatan biomassa sebagai sumber bahan bakar nabati (biofuel). Dari bahan bakar nabati dapat dikembangkan biokerosene (minyak tanah), biodiesel, bioetanol bahkan biopower (untuk listrik).
Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain :
- Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti solar (minyak diesel)
- Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti premium.
- Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai sumber pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan.
Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat diubah menjadi bahan bakar cair - biofuel – untuk keperluan transportasi (mobil, truk, bus, pesawat terbang dan kereta api). Di antara jenis biofuel yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan bioethanol.
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel atau solar. biodiesel membutuhkan bahan baku minyak nabati yang dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Crude Jatropha Oil/CJO), kelapa (Crude Coconut Oil/CCO), sirsak, srikaya, kapuk, dll. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, total kebutuhan biodiesel saat ini mencapai 4,12 juta kiloliter per tahun. Sementara kemampuan produksi biodiesel pada tahun 2006 baru 110 ribu kiloliter per tahun
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengembangan bioetanol diperlukan bahan baku diantaranya :
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengembangan bioetanol diperlukan bahan baku diantaranya :
- Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete
- Bahan berpati : tepung-tepung sorgum biji, jagung, cantel, sagu, singkong/ gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, suweg, umbi dahlia.
- Bahan berselulosa (lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll.
Pemanfaatan Bioetanol :
- Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan premium (EXX)
Untuk pengembangan biofuel, banyak hal harus dipertimbangkan antara lain :
keterbatasan teknologi, keterbatasan lahan dan keterbatasan pasar atau penggunanya. belum adanya aturan hukum yang jelas dalam industri ini dan standar penggunaan bahan-bahan untuk biodiesel dan bioetanol menyulitkan masyarakat dan produsen biodiesel dan bioetanol untuk memperoleh pembiayaan dan menjalankan bisnisnya. Dibutuhkan motor penggerak dan modal yang besar untuk membiayai budi daya bahan baku baik dari segi pengadaan lahan, bibit, pupuk maupun obat-obatan. hambatan sosial dalam pengembangan beberapa komoditas tanaman sumber energi.
Terkait dengan isu ketahanan pangan (food security), yang harus dilakukan adalah :
Meningkatkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi yang meliputi pemilihan bibit, peningkatan kualitas kultur teknis hingga pengelolaan pasca panen. Meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi atau perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan-lahan kritis / marjinal.
Meningkatkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi yang meliputi pemilihan bibit, peningkatan kualitas kultur teknis hingga pengelolaan pasca panen. Meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi atau perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan-lahan kritis / marjinal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi fungsi sel dan struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal, dan beberapa jenis lain bersifat lebih ringan.
Sumber-sumber toksin antara lain adalah :
1. | Logam berat |
Contohnya raksa (Mercury, Hg), timbal atau dalam bahasa Inggris lead (Plumbum, Pb), serta aluminium (Al). Orang yang tinggal di perkotaan dan di daerah industri sangat rentan tercemar logam-logam ini. |
Tubuh kita sesungguhnya memiliki mekanisme detoksifikasi sendiri. Sistem detoksifikasi tubuh yang utama adalah :
Kulit, melalui keringat | |
Usus, melalui feces dan cairan lambung | |
Ginjal, melalui urin | |
Hati, melalui proses enzimatik agar toksin bisa lebih larut dan efek toksiknya berkurang/hilang |
Manfaat detoks bagi tubuh dan kesehatan:
· Meremajakan sel-sel sehingga kulit pun menjadi bersih, sehat, kencang, dan lembut.
· Menurunkan kelebihan berat badan.
· Meningkatkan energi.
· Peningkatan indera penciuman, perasa, dan pendengaran.
· Pengeruta tumor (jika ada).
· Peradangan pada kelenjar getah bening hilang.
· Melancarkan peredaran darah dan getah bening.
· Memperbaiki daya ingat.
· Menghilangkan gejala-gejala penyakit seperti alergi, sakit kepala, kembung, dsb.
· Memperbaiki kadar gula darah dan tekanan darah.
· Memperbaiki fungsi liver dan ginjal.
Sedangkan biomasa adalah energy alternative terbaru yang dapat menggantikan bahan bakar cair. Biomassa adalah pillihan tepat di era sekarang ini dalam langkah menanggulangi masalah habisnya cadangan minyak bumi di dunia.
Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia memiliki banyak jenis tanaman yang berpotensi menjadi energi bahan bakar alternatif, antara lain :
- Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti solar (minyak diesel)
- Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain : sebagai sumber bahan bakar alternatif pengganti premium.
- Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai sumber pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan.
Biomassa adalah satu-satunya sumber energi terbarukan yang dapat diubah menjadi bahan bakar cair - biofuel – untuk keperluan transportasi (mobil, truk, bus, pesawat terbang dan kereta api). Di antara jenis biofuel yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan bioethanol.
4.2 SARAN
Beberapa saran yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah :
1. Jagalah kelestarian lingkungan kita dari berbagai macam polusi
2. Mulailah melakukan proses detoksikasi agar toksin dalam tubuh keluar dan tubuh menjadi sehat
3. Mulailah kita mengembangkan energy – energy alternative untuk menyelamatkan cadangan minyak bumi yang telah kritis
4. Belajar bagaimana menciptakan ide – ide baru sebagai gerakan menyelamatkan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Amaru, Kh.; M. Abimayu; D. Yunita-Sari, dan I. Kamelia. 2004. Teknologi ”digester”gas bio skala rumah tangga. Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penerapan Teknologi XVII, Fakultas Pertanian, Universitas`Padjadjaran, Bandung.
Arsana, I.M.Y. 2005. Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif. Bali Post, 10 Juli 2005.
Astuti, A., 2002, Aktivitas Proses Dekomposisi Berbagai Bahan Organik Dengan Aktivator Alami dan Buatan, Makalah Seminar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Dahuri, D. 2003. Sampah organik, kotoran kerbau sumber energi alternatif. Media Indonesia. Senin, 02 Juni 2003.
Higa, T., 1992. Zymogenic and Synthetic Soil Crop, University of The Ryukyus, Okinawa, Japan, 133p
Nike-Triwahyuningsih; P.E. Tiara-Putri dan S. Khoiriyah. 2006a. Isolasi dan Karakterisasi Mikrobia Pendegradasi dari Kotoran Gajah sebagai Sumber Inokulum untuk Pengolahan Sampah. Fakultas Pertanian UMY (tidak dipublikasikan)
Nike-Triwahyuningsih; D. Nurhasyahna; D. Erika; Supriyadi. 2006b. Pengomposan Bahan Organik Jerami Padi dengan Isolat Jamur dari Kotoran Gajah . Fakultas Pertanian UMY (tidak dipublikasikan.)
Setiawan,I.; Nike-Triwahyuningsih; dan SS. Dewi. 2005. Kajian Pengaruh Macam Aktivator Alami dan Buatan Terhadap Kualitas dan Kecepatan Pengomposan Limbah Padat Kelapa Sawit. Skripsi Fakultas Pertanian UMY.
Wididana, G.N. dan Wibisono, A.H., 1996, Pertanian Akrab Lingkungan Kyunsei dengan Teknologi EM4. Seminar Nasional Penerapan Teknologi Pertanian Organik, Tasikmalaya, p.1-16
No comments:
Post a Comment