28/10/2010

Kinerja Buruk Diknas Depag Ogan iIir

T
ulisan ini merupakan ungkapan kekecewaan saya terhadap kinerja buruk beberapa departemen dalam lingkup pemerintahan kabupaten ogan ilir, sumatera selatan. Beberapa departemen yang saya maksud antara lain : departemen pendidikan nasional(diknas), dan departemen agama(depag).

ogan ilirSaya biasanya tidak mau mengungkapkan kejelekaan orang atau pihak. Tetapi apa yang saya alami adalah sebuah akumulasi dari kekecewaan pada departemen2 tersebut di ogan ilir. Saya pikir harus ada koreksi dan perlawanan terhadap ketidak-profesionalan mereka dalam bekerja, apalagi secara khusus, kinerja institusi tersebut juga menyangkut kesejahteraan hidup para guru di kab. Ogan ilir.

1. Di departemen agama, ogan ilir.
Praktek korupsi terus subur dalam tubuh departemen ini. Bagaimana tidak? Untuk tunjangan fungsional yang diberikan enam bulan sekali sebesar Rp. 1.500.000 per satu orang guru honor, mereka memungut Rp 200.000. Bayangkan saja kalau ada beratus guru honor di ogan ilir, kemudian dikalikan 200.000, berapa ratus juta mereka korupsi tiap enam bulan.

Selama ini, tidak ada guru atau pihak yang protes tentang hal ini. Selama lebih kurang 5 tahun saya menjadi guru, tidak ada yang berani dan mau memebenahi dan menyelesaikan masalah ini.
Saya berpikir, sampai kapan saya harus berdiam diri melihat kebobrokan kinerja institusi2 tersebut?

2. Di departemen pendidikan nasional, ogan ilir.
Seharusnya, mereka melayani dan bersikap ramah terhadap tamu atau dalam hal ini guru yang menghadap dan datang ke diknas. Tetapi apa kenyataannya? Saya sudah beberapa kali ke sana. Para pegawainya kebanyakan sibuk buka facebook atau ngobrol dengan sesama mereka. Tamu yang masuk ke ruangan, tidak mereka tanya keperluannya apa. Dan masih banyak lagi carut marut di departemen ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Selain itu, honor murni yang biasanya dibayarkan tiap 3 bulan sekali. Selalu telat dibayarkan, bahkan telatnya bisa sampai berbulan-bulan. Saat ini saja, seharusnya awal bulan oktober 2010 tadi sudah dicairkan dana honor murni periode juli-september, tapi kenyataanya sampai akhir november ini, dana tsb belum juga cair. Lalu bagaimana pendidikan kita bisa maju?

Saya harap petinggi/pejabat/siapa saja yang mampu mengubah buruknya kinerja mereka, dapat membaca tulisan ini, sadar, dan segera membenahi masalah tersebut. 

No comments:

Post a Comment

Related Post